Gempa di Jepang membuat mata uang Asia melemah

Hari ini sejumlah mata uang Asia melemah diantaranya adalah won Korea Selatan dan peso Filipina, karena telah terjadi gempa bumi besar di Jepang mendorong permintaan untuk dolar dan yen.
Semua dari 10 mata uang utama di Asia turun setelah gempa, terbesar di dunia di lebih dari enam tahun, memukul dan tsunami menghantam pantai timur laut Jepang.
Investor luar negeri sudah menjual saham senilai $1,9 milyar di Korea Selatan dan Taiwan. Minyak mentah sudah mencapai nilai tertinggi dalam 29 bulan terakhir karena sudah terjadi perang saudara di Libya yang mengganggu pasaokan minyak Timur Tengah.

"Gempa bumi membuat sebagian kegiatan ekonomi akan dihentikan di Jepang," kata Tsutomu Soma, pedagang obligasi dan forex di Okasan Securities Co di Tokyo. "Gempa bumi menyebabkan penjualan yen dan mata uang Asia lainnya."
Won Korea Selatan turun 0,9 persen dari minggu lalu menjadi 1,124.18 terhadap dolar, Peso Filipina merosot 0,9 persen menjadi 43,65, dolar Taiwan dan rupee India turun 0,5 persen menjadi NT $ 29,599 dan 45,2125, masing-masing.
Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang melacak 10 mata uang dikawasan Asia, turun 0,4 persen minggu ini menjadi 116,26 pada 16:06 di Hong Kong. Kemarin nilai klaim pengangguran Amerika meningkat dan Cina mengalami defisit perdagangan yang pertama kalinya dalam sejarah dan juga Moody's Investors Service menurunkan peringkat kredit Spanyol.
Klaim AS meningkat menjadi 397.000 dalam pekan yang berakhir 5 Maret dari revisi 371,000 minggu sebelumnya,menurut data Departemen Tenaga Kerja AS kemarin. Cina mencatat defisit perdagangan sebesar $ 7,3 miliar pada Februari, dibandingkan dengan perkiraan median surplus $ 4,9 milyar dalam survei Bloomberg.
Cina dan Amerika Serikat merupakan pasar terbesar untuk ekspor dari Jepang. Pengiriman ke luar negeri mencapai sekitar setengah dari ekonomi Korea Selatan dan dua-pertiga dari produk domestik bruto Thailand dan Taiwan. Nilai yuan China turun 0,13 persen pekan ini untuk 6,5765.
Ringgit Malaysia turun saat bank sentral Malaysia mempertahankan suku bunga sebesar 2,75%. Minyak turun 1,1 persen menjadi $ 101,56 per barel di New York,koreksi dari kenaikan tiga minggu terakhir sampai 18 persen.
"Pedagang lebih peduli tentang jual di pasar ekuitas di Asia, dengan pasokan minyak berpotensi terganggu di Arab Saudi," kata Godwin Chan, seorang trader forex di OSK Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur.
Di tempat lain, dolar Singapura turun 0,4 persen selama satu minggu menjadi S $ 1,2722 terhadap mitra AS, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Rupiah Indonesia berada pada 8790, sementara baht Thailand menguat 0,2 persen menjadi 30,42.
Yen sudah menguat terhadap 16 mitra valas utama setelah sebuah gempa bumi berkekuatan 8,9 melanda pantai utara Jepang, mendorong permintaan domestik untuk mata uang sebagai tempat perlindungan.Mata uang Jepang juga menguat terhadap dolar setelah sebelumnya melemah ke level terendah. Tsunami lebih dari 10 meter (33 kaki) sudah meluas ke daerah utara Tokyo. Euro mencapai satu minggu rendah terhadap dolar.
"Yen mungkin penguatan pada beberapa repatriasi mata uang domestik," kata Jane Foley, ahli analis valas dari Rabobank International di London. "Yen umumnya saat terjadi kekacauan akibat krisis politik dan bencana alam".
Yen menguat 0,9 persen menjadi 82,23 per dolar jam 10:24 di London, dan melompat sebanyak 1,1 persen, terbesar sejak 24 Februari. "Pasar masih gugup," kata Sue Trinh, seorang analis mata uang senior di Royal Bank of Canada dalam sebuah wawancara dari Sydney. "Dolar AS adalah tawaran terbaik kedua setelah yen".
Peringatan tsunami dikeluarkan untuk negara-negara termasuk Taiwan, Filipina, Indonesia dan Papua New Guinea.
Ausi turun 0,2 persen menjadi 99,98 sen AS setelah menyentuh 99,69 sen AS setelah terjadi gempa.
Nikkei 225 (NKY) Stock Average turun 1,7 persen dan MSCI World (MXWO) Indeks saham turun 0,4 persen.
Sumber
Bloomberg.com


Baca juga artikel terkait di bawah ini...